Dalam dunia pendidikan terutama mahasiswa yang lahir diperguruan tinggi Muhammadiyah pastilah mengetahui organisasi ini. Salah satu organisasi yang bergerak ditengah mahasiswa dan dinaungi oleh persyarikatan Muhammadiyah. Bagi mereka yang mengenal istilah Ortom mungkin tidak asing dengan sebutan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau biasa dikenal dengan singkatan IMM.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan kader Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang kemahasiswaan, sebagai wujud dari peran Muhammadiyah untuk komunitas mahasiswa. IMM merupakan organisasi kader, IMM sebagai organisasi kader karena ia dilahirkan dan tidak dapat dilepaskan dari Muhammadiyah. Kaderisasi merupakan program dan kegiatan yang tidak pernah kunjung selesai dalam tubuh persyarikatan. Kader IMM harus menjadi kader bangsa baik didalam maupun diluar pemerintahan, serta berdiaspora menjadi kader di tingkat global, membawa misi pencerahan.
Dalam dinamika pergerakan mahasiswa, identitas seorang kader, terutama diikatan Mahasiswa Muhammadiyah bukan hanya gelar atau jabatan. Ia adalah sebuah komitmen, suara hati, dan keberanian untuk berdiri tegak ditengah arus, mengangkat kebenaran, serta memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Namun, zaman kini menyuguhkan tantangan yang maha berat bagi kader-kader yang berani bersuara, yang tidak sekadar mengikuti arus menutup mata terhadap ketidakadilan. Fenomena hilangnya kader yang berani bersuara dalam seruan “saya kader IMM” menjadi sorotan dalam dinamika pergerakan mahasiswa.
Mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan sosial, memiliki peran penting dalam menyuarakan aspirasi rakyat, memperjuangkan keadilan, dan mengkritisi kebijakan yang tidak relevan dan hanya mementingkan kepentingan pribadi. Kader IMM memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi garda terdepan dalam menegakan kebenaran dan keadilan.
Namun, realitanya menunjukan bahwa semakin sedikit kader yang berani bersuara dengan jelas dan tegas. Banyak diantara mereka yang terjebak dalam tekanan politik, intimidasi, atau bahkan persekusi dari pihak-pihak tertentu. Hal ini menyebabkan semangat perjuangan dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran mulai redup di antara para kader IMM.
Tantangan yang dihadapi kader IMM yang berani bersuara cukup kompleks. Mulai dari intimidasi politik, penangkapan, hingga pengucilan sosial. Terutama diera digital, dimana setiap kata dan Tindakan dapat dengan mudah diawasi dan dipergunakan sebagai senjata bagi pihak-pihak yang tidak setuju.
Hilangnya kader yang berani bersuara merupakan tantangan serius yang perlu diatasi oleh organisasi. Ini bukan hanya masalah internal, tetapi juga mengancam integritas dan kesehatan organisasi secara keseluruhan. Dengan membangun budaya keberanian dan menghapus rasa takut dan represi, imm dapat mengembalikan kepercayaan dan semangat dalam komunitasnya serta memperkuat komitmen terhadap perjuangan yang mereka usung.
Oleh : Taufik Rohman
Leave a Reply