Saatnya Perempuan Desa Melek Kemasan dan Branding Produk

Desa Kandangrejo, Grobogan, 16 Agustus 2025 – PPK ORMAWA IMM Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Semarang kembali melanjutkan rangkaian Sekolah Perempuan Plus 2025 di Desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan. Kegiatan ini digelar sebagai upaya mendorong kemandirian ekonomi perempuan desa melalui pemanfaatan potensi lokal.

Materi yang diberikan kali ini adalah Perempuan Teliti Standarisasi Wirausaha, yang merupakan chapter ketiga dari rangkaian pelatihan sebelumnya. Sesi ini menghadirkan narasumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, yaitu Bapak Agung Sri Kuncoro selaku Pembina Industri Bidang Agro. Beliau membawakan materi seputar teori pengemasan produk serta pengetahuan mengenai merek dan label.
Pelatihan mencakup pembahasan menyeluruh, mulai dari perbedaan wadah dengan kemasan, fungsi dan jenis kemasan, kualitas bahan pengemas, hingga simbol kode plastik yang aman digunakan. Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan teknologi pengemasan modern, konsep merek dan label, serta regulasi yang mengatur standar pengemasan produk.

Dalam penyampaiannya, Bapak Agung menegaskan bahwa kemasan tidak sekadar pelindung produk, tetapi juga faktor penting dalam meningkatkan daya tarik dan daya tahan produk. “Pemilihan kemasan yang tepat akan membuat produk lebih awet sekaligus menarik di mata konsumen. Karena itu, dalam berwirausaha kita harus jeli memilih dan mengolah kemasan agar memiliki nilai lebih,” jelasnya.

Pelatihan ini menjadi lanjutan dari sesi sebelumnya yang membahas potensi komoditas bawang merah dan strategi pengembangannya. Melalui rangkaian kegiatan ini, perempuan Desa Kandangrejo diharapkan memiliki keterampilan praktis sekaligus wawasan kewirausahaan untuk mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai jual tinggi.

Ketua Tim Pelaksana, Reffi, menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas kelancaran kegiatan. “Alhamdulillah, pelatihan hari ini berjalan dengan baik. Harapan kami, ibu-ibu tidak hanya berhenti pada pengemasan sederhana, tetapi mampu meningkatkan kualitas kemasan agar lebih kompetitif,” ujarnya.

Kepala Desa Kandangrejo, Bapak Widi Rifa’i, juga memberikan dukungan positif terhadap program ini. “Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat. Saya yakin ibu-ibu desa akan semakin kreatif dan mandiri dalam mengembangkan produknya,” ungkapnya.


Ke depan, rangkaian Sekolah Perempuan Plus 2025 akan berlanjut dengan materi pemasaran, yang kembali mengangkat potensi bawang merah sebagai komoditas unggulan. Sesi tersebut rencananya akan menghadirkan narasumber dari Dinas Komunikasi dan Informatika. Dengan kolaborasi mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat, program ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan perempuan desa yang berkelanjutan dan berdampak nyata.